Thursday, December 10, 2015

Pernikahan di Taiwan


Minggu lalu, saya datang ke kota Chiayi karena kebetulan acara pengajian rutin bulan ini berlangsung di sana. Karena di Chiayi tidak ada masjid, maka pusat kegiatan muslim di kota Chiayi adalah di salah satu restoran Indonesia di kota tersebut. Alhamdulillah makanannya halal semua, dan yang pasti enak. Ayam halal memang berbeda dengan ayam KFC atau ayam piggir jalan yang belum tentu halal. Ayam halal memang lebih enak :)

Ketika sedang akan melaksanakan shalat berjamah, tiba-tiba datang beberapa orang Pakistan yang menanyakan dimana Imam berada. Saya dan teman-teman bingung, karena kami memang tidak tahu yang mana Imamnya. Kami pun menyuruh mereka turun dan mencari Imam di restoran, mungkin ia sedang di restoran, pikir kami. Setelah mereka turun ke restoran, Bapak sebelah saya berkata bahwa orang-orang Pakistan tersebut sedang mencari beliau sendiri. Bapak itu dianggap Imam di sini. Ternyata orang-orang Pakistan itu datang mencarinya untuk minta dinikahkan, hari itu juga.

Padahal, jika ingin menikah, seharusnya mereka pergi ke masjid besar seperti di Kaohsiung, Taipei, atau Taichung. Karena, di masjid di kota tersebut memang sering dijadikan tempat pernikahan juga. 

Sedangkan, orang Pakistan yang ingin menikah di hari itu juga dengan orang lokal Taiwan, belum menunjukkan persyaratan untuk menikah yang disyaratkan oleh Imam. Imam kira mereka datang kesini mau menanyakan terlebih dahulu syarat-syaratnya apa saja, ternyata mereka datang karena ingin pernikahan diselenggarakan hari itu saja.
Pernikahan di Taiwan juga memiliki syarat-syarat agar diakui oleh negara. Dan kami, sebagai muslim dan warga negara yang baik, memang sebaiknya memenuhi bukan saja persyaratan Islam tapi juga persyaratan negara Taiwan.

He said: "I don't care with the rule. I believe with Allah rule, not the government's rule."
Again and again, he insisted to be married in that day. For sure, we don't know is he has married before, is her girlfriend's parents know their daughter will married." 

He said: "In Pakistan, marry based on Islam rule is easy. Islam makes it easy for Muslim. It's not that difficult." Whatever lah, kenapa ente ga datang ke masjid besar aja sih --"

Sebenarnya, sudah banyak kejadian pernikahan di Taiwan yang tidak sesuai syariat agama. Contohnya, menikah padahal kedua mempelai masih memiliki pasangan suami/istri di Indo, bahkan sudah punya anak di Indo. 

Salut buat Bapak dan Ibu BMI yang mengurus kegiatan Muslim di setiap region di Taiwan. Mereka tetap memegang syariat agama Islam dan mematuhi peraturan yang berlaku di Taiwan.


Saturday, September 12, 2015

Chimei Museum di Taiwan

Go to Chimei Museum in Taiwan!

THIS MUSEUM BLOWS MY MINDS!!!

Setelah seminggu pertama balik lagi ke Taiwan, Jumat (11 September 2015) saya dan beberapa teman saya pergi ke museum di Tainan, Taiwan. Mumpung perkuliahan belum dimulai…
Karena di Tainan ada masjid, maka kami memilih hari Jumat untuk pergi ke Tainan, supaya anak-anak cowo bisa sekalian Jumatan.
Saya berangkat pukul 09.55 dari stasiun Douliu naik kereta man-man (ekonomi) dan sampai di Tainan sekitar jam setengah satu. Dari stasiun Tainan, berjalan kira-kira 10menit ke restaurant halal Indonesia yang berada di atas toko Index (toko yang menjual makanan dari Indonesia).
Setelah kenyang, berjalan kembali ke stasiun. Di stasiun, ada tempat informasi tentang kota Tainan. Jadi teu kudu ripuh mun teu hapal jalan.
Kemudian naik kereta lagi (hanya satu stasiun) ke Bao’an stasiun. Begitu keluar, ada tukang taksi ngomong pake Bahasa Indonesia. “Mau ke Chimei? Musium? Ayo ayo pakai taksi”. Harganya juga murah, dia bilang $20 per orang.
Iyah aja, ternyata tempatnya deket tapi lumayan kalo pas hari itu kan summer, panass bangeett,, lumayan terhindar dari jalan 10 menit di bawah terik matahari.










Chimei museum ini asliii baguss bangett.. Gaya Eropaahh..
Sayangnyaa, di dalam museum gaboleh ngambil foto.
Setelah beli tiket di mesin, masuk ke museum, lalu simpen barang di loker.







Saya mulai dengan sebelah kanan terlebih dahulu, berbagai jenis hewan ada di sana. Lalu saya berjalan ke tengah museum, yang merupakan pameran karya Rodeo. Wow, keren..
Lanjut ke atas yang ternyata syupperr kerenn.. THIS MUSEUM BLOWS MY MIND!
Intinya, bagi aku yang ngerasa bahwa ak gangerti seni sejarah dan pajangan, dengan Cuma ngeliat dan merhatiin lukisan dan barang-barang disana jadi ngerasa kehibur. Ternyata pajangan itu memang indah.. Exciting bgt merhatiin detail-detail lukisannya, dan nerka-nerka sendiri cerita lukisan tersebut.. Banyaknya sih lukisan wanita telanjang, terus cerita Nabi Musa, bunda Maria, dll.
Kerennya, lukisan di Chimei Museum itu termasuk barang-barang yang memang Taiwan yg punya lukisan tiruan yang asli. Looh? Hha..
Ada alat msuik juga.. Angklung, Zither, Kendang, dan Bonang dari Indonesia. Rebana, mereka tulis dari Malaysia. 

Di bagian bawah, deket loker, ada toko souvenir. Puas puasin deh belanja di situ.
Museum ini tutup jam 5. Jam 6.30 sore orang-orang yang berada di taman museum udah diusirin.
Lanjut, jalan kaki ke Bao’an Stasiun. Naik kereta ke Tainan, lalu makan lagi di resto Indo sekitar stasiun Tainan. Setelah itu, bantuin temen cari laptop dan hp di sebelah kiri stasiun Tainan. *note: harga hp dan laptop di Taiwan lebih murah dibanding Indo, walo bedanya juga ga jauh amat --
Jam 10, naik kereta jurusan Taichung ke Douliu. Kereta ini kereta cepat, tapi berhubung kami memakai kartu bis, jadi ga dapet tempat duduk. Tapi bisa duduk jika memang tidak ada orang yang memiliki tempat duduk tsb. :D

Biaya (dalam $ ntd): $823 ntd = Rp 350,000 (*jika kurs $1 ntd = Rp 432)
Kereta ekonomi Douliu- Tainan = $ 190
Makan siang di resto Indo = $ 140
Kereta ekonomi Tainan- Bao’an station = $ 14
Taksi = $ 15 (nawar dibuletin $100 per mobil)
Tiket Chimei Museum = $ 150
Kereta ekonomi Baoan- Tainan = $ 14
Makan malam di resto Indo = $ 110
Kereta Tainan- Douliu = $ 190

Friday, August 14, 2015

Backpacker ke Hongkong, China dan Macau

... Winter Holiday (Januari 2015).. heading from Taiwan to Hongkong, China and Macau in 5 days.

Here are itinerary and photos:

Dari Taiwan (Taoyuan Airport), kami terbang dengan China Airlines ke Hong Kong. Pemandangan pulaunya brooo! Awesome banget begitu mau landing di Hong Kong :)

Urus-urus deh, visa on arrivalnya.
BTW, hotel Asia Travel House ini recommended. Murah, tempatnya bersiihh, dan lengkap lah, yang paling enak sih bersih dan nyamannya, daanternyata yang punya orang Indonesia >< .. hahhaha.. Bodor aja, udah ngomong pake bahas China sambil terbata-bata, eh ternyata dijawab pake bahasa Indo :D





















Hari ke-3, saatnya pergi ke China. Dari Hong Kong, naik MTR ke Lo Wu. Urus lagi perijinannya. Begitu sampai di Lo Wu, ikutin aja orang-orang. Karena mereka juga mengarah ke Shenzhen, China. Di border ini, nanti distempel exit imigrasi Hong Kong. Jalan kaki dari Lo Wu keluar stasiun Shenzhen (Luo Hu) . Terus ikutin aja panah Shenzhen. Nanti ngelewatin batas wilayah, dan sampailah di section imigrasi China.
Proses Visa On Arrival (letaknya satu lantai di atas gate imigrasi): Jangan sampe kebingungan nyari VOA ya guys, kaya saya jadi berantem sama petugas imigrasi >< gara" bahasa China saya minim dan petugasnya juga minim bhs Inggris --.. Jadi begitu jalan, taraamm keliatan gate imigrasi yang ternyata itu untuk yang punya visa China. Untuk bikin VOA, dari situ naik tangga ke atas (1 lantai di atasnya).
1. Siapin uangnya, seinget saya Y 168. 
2. Ambil nomor antrian (dari mesin yang terletak di samping pintu masuk), Isi formulir (formulir ada di depan pintu masuk).
3. Setelah nomornya dipanggil, berikan formulir, paspor, dan nomor antrian
4. Dipanggil, lalu Bayar
5. Dipanggil loket selanjutnya, lalu ambil passport

Transportasi di Shenzhen adalah dengan memakai Metro. Harga tiket mulai dari CNY 2 untuk jarak terpendek. Untuk naik metro ini, kita perlu menukar uang menjadi token (seperti koin) berwarna hijau. Terdapat puluhan mesin tiket otomatis untuk membeli token ini, dan penggunaannya mudah pula. Pilih stasiun tujuan dan jumlah token yg ingin dibeli, lalu masukkan uang koin (CNY 1) atau uang kertas, token akan keluar di kotak penampungan beserta uang koin kembalian jika ada.

Shopping centre pertama yang Anda lihat begitu keluar dari imigrasi Luo Hu, yaitu cukup naik eskalator 1x, langsung akan dihadapkan dengan Luo Hu Commercial City di sebelah kanan. 























Sorry, infonya incomplete, karena udah lama juga dan udah lupa X_X.. fotonya juga milih dari sekian ribu photo, jadi ngacak..

Sincerely,
Fiesty