Tuesday, November 30, 2010

audit atas siklus perolehan dan pembayaran kembali modal



Akun-akun yang terkait
Siklus perolehan dan pembayaran kembali modal, berhubungan dengan perolehan sumber daya modal dalam bentuk hutang dengan beban bunga dan modal serta pembayaran kembali modal. Siklus perolehan dan pembayaran kembali modal meliputi pembayaran bunga dan dividen. Berikut ini adalah akun-akun utama dalam siklus tersebut:
·  Wesel bayar
·  Hutang kontrak
·  Hipotek
·  Hutang obligasi
·  Beban bunga
·  Bunga masih harus dibayar
·  Kas di bank
·  Modal saham biasa
·  Modal saham preferen
·  Modal disetor di atas nilai pari
·  Modal donasi
·  Laba di tahan
·  Appropiasi laba di tahan
·  Saham tresuri
·  Dividen yang diumumkan
·  Hutang dividen
·  Perusahaan perorangan-akun modal
·  Persekutuan- akun modal
Ciri Khas yang mempengaruhi
Empat ciri khas siklus perolehan dan pembayaran kembali modal yang sangat mempengaruhi audit terhadap akun-akun di atas, ialah:
a)  Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo akun di atas tetapi seringkali setiap transaksi jumlahnya material. Misalnya, sebagian besar perusahaan jarang mengeluarkan obligasi, tetapi seringkali obligasi diterbitkan, umumnya dalam jumlah yang besar. Oleh karena berjumlah besar, umumnya dilakukan verifikasi terhadap setiap transaksi yang terjadi dalam siklus tersebut untuk seluruh tahun sebagai bagian dalam verifikasi atas akun neraca. Tidaklah lazim untuk melihat kertas kerja audit yang meliputi saldo awal dari setiap akun dalam siklus perolehan dan pembayaran kembali modal atau hutang jangka panjang dan dokumentasi dari setiap transaksi yang terjadi selama tahun yang bersangkutan.
b)  Tidak dimasukkannya satu transaksi saru transaksi tunggal yang mungkin material.
Dengan pertimbangan akibat dari pelaporan kewajiban serta kurang saji modal, pengabaian suatu transaksi merupakan masalah audit yang utama.
c)  Terdapat hubungan hukum antara entitas usaha klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumen-dokumen pemilikan yang serupa.
Dalam melakukan audit atas transaksi-transaksi dan jumlah-jumlah dalam siklus ini, harus benar-benar yakin bahwa syarat-syarat hukum penting yang mempengaruhi laporan keuangan telah ditaati dan diungkapkan secara memadai dalam laporan.
d)  Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan hutang dan modal.
Dalam audit terhadap hutang berbunga, dianggap perlu untuk melakukan verifikasi secara bersamaan atas beban dan hutang bunga. Verifikasi ini juga harus dilakukan atas modal dividen dan hutang dividen.
Prosedur audit untuk berbagai akun dalam siklus perolehan dan pembayaran kembali modal, dapat lebih dipahami dengan mengambil beberapa contoh akun untuk dipelajari. Oleh karena itu, kami akan membahas:
 (1) audit terhadap wesel bayar dan beban atas hutang bunga yang berhubungan dan beban bunga untuk mengilustrasikan modal berbunga
(2) saham biasa, modal disetor di atas nilai pari, laba di tahan dan dividen. Metodologi yang digunakan untuk menentukan pengujian terinci atas saldo akun modal sama dengan metode yang digunakan untuk semua akun lainnya. 



Wesel Bayar
Pengertian dan Akun Wesel Bayar
Wesel bayar adalah kewajiban hukum terhadap kreditur yang dijamin oleh aktiva ataupun sama sekali tidak dijamin. Biasanya, suatu wesel di keluarkan untuk jangka waktu antara satu bulan dan satu tahun, tetapi ada juga wesel yang jangka waktu nya lebih dari satu tahun.Wesel di keluarkan untuk berbagai maksud kekayaan yang dijaminkan meliputi berbagai jenis aktiva seperti efek efek, persediaan dan aktiva tetap.
Pembayaran pokok pinjaman dan bunga wesel tersebut harus sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian kredit. Untuk pinjaman jangka pendek, pembayaran pokok pinjaman dan bunga umumnya dilakukan pada saat hutang tersebut jatuh tempo; tetapi untuk pinjaman yang melebihi 90 hari, wesel biasanya mensyaratkan pembayaran bunga bulanan atau setiap triwulanan.

 Biasanya dilakukan pengujian terhadap pembayaran pokok pinjaman dan bunga sebagai bagian dari audit atas siklus perolehan dan pembayaran karena pembayaran bunga maupun pokok pinjaman atas siklus dalam jurnal pengeluaran kas. Tetapi karena frekuensinya relatif tidak begitu sering, transaksi-transaksi modal dalam berbagaikasus jarang disertakan dalm sampel penguijian atas transaksi. Oleh karena itu, pengujian terhadap transaksi-transasi tersebut biasanya dilakukan sebagai bagian dari siklus  perolehan dan pembayaran kembali modal.

Tujuan Audit
Tujuan dari pemerikasaan auditor atas wesel bayar adalah untuk menentukan apakah :
· Struktur pengendalian intern terhadap wesel bayar cukup memadai
· Transaksi-transaksi berkenaan dengan pinjaman yang melibatkan pokok serta bunga wesel telah diotorisasi secara memadai dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik audit atas transaksi yang telah ditetapkan.
· Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih harus dibayar yang berhubungan, telah dinyatakan dengan wajar sesuai dengan kedelapan dari Sembilan tujuan spesifik audit atas rincian saldo. (nilai yang dapat direalisasikan tidak dapat diterapkan pada wesel bayar).
Pengendalian Internal
Terdapat empat pengendalian intern yang penting atas wesel bayar:
·  Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru. Tanggung jawab atas penerbitan wesel baru harus terletak pada dewan direksi atau manajemen puncak. Biasanya diperlukan dua tanda tangan pejabat tinggi perusahaan untuk setiap perjanjian pinjaman. Jumlah pinjaman, tingkat bunga, syarat-syarat pembayaran, dan aktiva yang dijaminkan harus  menjadi bagian dari perjanjian pinjaman yang diotorisasikan. Bila wesel tersebut diperpanjang, adalah penting bahwa prosedur otorisasi serupa diberlakukan seperti hal nya untuk penerbitan wesel baru.

·  Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman bunga.
Pembayaran bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian dari siklus perolehan dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitkan, bagian akuntansi harus menerima satu rangkapan seperti halnya penerimaan faktur pemasok dan laporan penerimaan. Bagian hutang secara otomatis harus mengeluarkan cek untuk wesel yang telah jatuh tempo, sama halnya seperti penyiapan cek untuk pembelian barang jasa. Rangkapan wesel merupakan dokumen pendukung untuk pembayaran.

·  Dokumen dan catatan-catatan yang memadai.
Hal ini meliputi buku tambahan dan pengawasan terhadap wesel-wesel kosong atau yang telah dibayar oleh seorang petugas yang bertanggung jawab. Wesel-wesel yang telah dibayar harus dibatalkan dan disimpan oleh karyawan yang berwenang untuk itu.

·  Verifikasi independen secara periodic.
Secara periodic, catatan-catatan wesel yang dibuat terperinci harus direkonsiliasikan dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan pemegang wesel, oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab atas pencatatan rinci.
Pada waktu yang sama, karyawan independen menghitung kembali beban bunga wesel untuk menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan.

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas transaksi
Pengujian terhadap transaksi-transaksi wesel bayar meliputi penerbitan wesel bayar dan pembayaran kembali pokok pinjaman serta bunga.  Pengujian transaksi wesel bayar dan bunganya harus lebih menekankan pengujian terhadap empat pengendalian intern terpenting yang dibahas dalam bagian sebelumnya. Selain itu harus ada penekanan terhadap ketepatan jumlah penerimaan dan pembayaran.
Prosedur Analitis
   Prosedur analisis merupakan hal yang essensial untuk wesel bayar karena pengujian rinci atas beban bunga dan bunga hutang sering kali dapat dieliminasi bila hasilnya menguntungkan. Contoh prosedur analitis untuk wesel bayar dan akun-akun bunga yang berhubungan:
PROSEDUR ANALITIS
KEMUNGKINAN KEKELIRUAN
Hitung kembali taksiran beban bunga dengan dasar tingkat bunga rata-rata wesel bayar bulanan keseluruhan.
Salah saji beban bunga atau bunga terhutang, atau pengabaian wesel bayar beredar
Bandingkan wesel bayar yang beredar dengan tahun sebelumnya
Pengabaian atau salah saji wesel bayar
Bandingkan saldo total wesel bayar, beban bunga, dan bunga terhutang tahun sebelumnya
Salah saji beban bunga, bunga terhutang atau wesel bayar sebelumnya
Auditor memperkirakan beban bunga, menggunakan rata-rata wesel bayar yang beredar dan rata-rata tingkat bunga, pengujian kelayakan beban bunga, serta juga pengujian pengabaian wesel bayar. Jika beban bunga actual secara material lebih besar dari taksiran auditor, salah satu kemungkinan penyebabnya adalah pembayaran bunga atas wesel bayar yang tidak dicacat.
Pengujian Rincian atas Saldo-saldo
Langkah awal yang umum dilakukan dalam audit wesel bayar adalah penggunaan skedul wesel bayar dan bunga terhutang yang diperoleh dari klien. 
Skedul ini biasanya memuat keterangan rinci dari semua transaksi yang terjadi untuk tahun berjalan secara keseluruhan baik untuk pokok pinjaman maupun bunga, saldo awal dan saldo akhir wesel bayar dan hutang bunga, serta informasi yang jelas dan rinci mengenai wesel seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, dan aktiva yang dijaminkan. Bila selama tahun berjalan terdapat banyak transaksi yang melibatkan wesel bayar, kemungkinan skedul tersebut menjadi tidak memadai. Dalam keadaan seperti ini, auditor biasanya meminta klien untuk memeprsiapkan skedul wesel-wesel pada akhir tahun masih mempunyai saldo yang belum dilunasi. Skedul ini akan berisi keterangan mengenai setiap wesl, saldo akhir, dan bunga yang masih terhutang pada akhir tahun, termasuk jaminan serta tingkat bunga.
Tujuan spesifik audit dan prosedur audit umum diikhtisarkan dalam pada gambar 2.2. Tujuan nilai yang dapat direalisasi tidak dimasukkan dalam table karena tidak berlaku untuk wesel bayar. Skedul wesel bayar digunakan sebagai kerangka acuan untuk prosedur tersebut.
Dalam hal ini pun banyaknya pengujian yang dilakukan sangat bergantung pada materialitas wesel bayar dan efektifitas struktur pengendalian intern.
Tiga tujuan terpenting dalam audit atas wesel bayar adalah:
· Seluruh wesel bayar yang ada telah disertakan (kelengkapan)
· Wesel bayar dalam skedul dinilai dengan benar (keakuratan)
· Wesel bayar telah disajikan dan diungkapkan secara memadai (penyajian dan pengungkapan)
Dua tujuan pertama penting karena bila terjadi suatu kesalahan saja, misalnya satu wesel diabaikan atau salah dicatat, nilai nya mungkin material. Penyajian dan pengungkapan penting karena prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan adanya catatan kaki yang memberi keterangan tetang jangka waktu wesel yang masih belum jatuh tempo dan aktiva yang dijaminkan. Jika perjanjian pinjaman menimbulkan pembatasan-pembatasan terhadap perusahaan, seperti misalnya saldo minimum kompensasi, atau pembatasa pembayaran dividen, maka hal-hal tersebut juga harus diungkapkan dalam catatan kaki.

Ekuitas Pemilik                
Pengertian dan Tinjauan Sekilas tentang Akun-akun
Perbedaan utama harus dibuat antara audit terhadap perusahaan publik dan perusahaan keluarga. Dalam kebanyakan perusahaan keluarga, hanya sedikt atau bahkan mungkin tidak ada transaksi akun ekuitas pemillik selama setahun yang bersangkutan, dan umumnya jumlah pemegang saham sedikit. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik yang mungkin terjadi adalah perubahan ekuitas pemilik disebabkan oleh laba atau rugi tahunan serta pembagian deviden. Waktu yang digunakan utnuk verifikasi ekuitas pemilik pada perusahaan keluarga seringkali hanya sedikit walaupun auditor harus melakukan pengujian terhadap catatan-catatan perusahaan.
Verifikasi terhadap ekuitas pemilik pada perusahaan public lebih rumit karena jumlah pemegang saham yang lebih banyak serta seringnya terjadi pergantian pemegang saham.



Tujuan Audit
Tujuan dari pemeriksa auditor terhadap ekuitas pemilik adalah untuk menentukan apakah :
·  Struktur pengendalian intern terhadap modal saham dan dividen yang berkaitan mencukupi
·  Transaksi-transaksi “ekuitas pemilik” telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik audit.
·  Saldo-saldo ekuitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan sesuai dengan tujuan spesifik audit rincian saldo (kepemilikan dan nilai yang dapat direalisasikan tidak berlaku)

Pengendalian Internal
Beberapa pengendalian intern yang penting akan diutamakan oleh auditor, yaitu : otorisasi yang memadai atas transaksi, pencatatan yang memadai, pemisahan tugas antara antara pencatatan ekuitas pemilik dan penanganan kas serta sertifikat saham, dan penggunaan petugas serta agen penjualan saham yang bebas.
Otorisasi yang memadai untuk transaksi Karena masing-masing transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik biasanya material, sebagian besar transaksi ini harus disetujui oleh dewan direksi. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik berikut ini umumnya memerlukan otorisasi yang khusus.
TABEL  Tujuan Spesifik Audit Saldo dan Pengujian atas Rincian Saldo untuk Wesel Bayar dan Bunga
TUJUAN SPESIFIK AUDIT SALDO
PENYAJIAN ATAS RINCIAN SALDO YANG LAZIM
KETERANGAN
Wesel bayar dalam skedul wesel bayar cocok dengan berkas induk atau register wesel bayar klien, dan jumlah telah ditambahkan dengan tepat dan cocok dengan buku besar (kecocokan rincian)
·      Jumlahkan daftar wesel bayar untuk wesel bayar dan bunga yang masih harus di bayar
·       Telusuri jumlahnya ke buku besar
·       Telusuri masing-masing wesel bayar ke berkas induk
Seringkali prosedur-prosedur ini dilakukan untuk seluruh transaksi karena umumnya populasinya kecil.
Wesel bayar yang ada dalam skedul benar-benar ada (keberadaan)
·       Konfirmasikan wesel bayar
·       Periksa duplikat/copy wesel bayar mengenai otorisasinya
·       Periksa risalah rapat mengenai persetujuan pengeluaran wesel bayar
Tujuan keberadaan tidak sepenting tujuan kelengkapan dan ketepatan
Seluruh wesel bayar yang ada telah dimasukkan dalam skedul wesel bayar (kelengkapan)
·       Periksa wesel yang dibayarkan setelah akhir tahun untuk menentukan apakah pada tanggal neraca wesel bayar tersebut telah diakui sebagai hutang
·       Minta konfirmasi standar bank yang menunjukkan secara khusus akan keberadaan wesel bayar kepada seluruh bank yang berhubungan dengan klien. (konfirmasi bank dibahas lebih jauh dalam bab 20)
·       Telaah rekonsiliasi bank mengenai wesel bayar baru yang dikreditkan langsung ke rekening oleh bank. Dalam rekonsiliasi bank, wesel-wesel tersebut harus ditandai sebagai “pos-pos yang direkonsiliasi”. (rekonsiliasi bank juga dibahas lebih jauh dalam bab 20)
·       Minta konfirmasi dari kreditur yang pernah memiliki wesel bayar klien di masa lalu tetapi sekarang tidak lagi termasuk dalam skedul. Ini sama dengan konsep “konfirmasi saldo nol” dalam hutang usaha.
·       Minta konfirmasi standar untuk wesel bayar yang lazim dipakai (di Amerika, sesuai dengan Uniform Commercial Code, lihat contoh dalam gambar 19-4)
·       Lakukan analisis beban bunga untuk menemukan pembayar kepada kreditur yang tidak terdapat dalam skedul. Prosedur ini otomatis dilakukan bila skedul yang dibuat sama seperti skedul Gambar 19-3. Karena seluruh pembayaran-pembayaran bunga dicocokan dengan buku besar
·       Periksa apakah wesel bayar yang telah dibayar diberi tanda untuk meyakinkan bahwa wesel tersebut sudah tidak beredar. Wesel-wesel tersebut harus disimpan harus disimpan secara baik oleh klien
·       Telaah risalah rapat direksi mengenai wesel yang telah disetujui untuk dikeluarkan tetapi tidak tercatat
·         Tujuan ini penting untuk menemukan kekeliruan atau penuimpangan
·         Tiga prosedur yang pertama dilakukan untuk hamper semua audit. Prosedur lain dilaksanakan hanya bila pengendalian internnya lemah
Wesel bayar dan bunga yang masih harus dibayar yang terdapat dalam skedul telah terhitung dengan tepat (ketapatan)
·       Periksa duplikat wesel mengenai pokok dan tingkat bunganya
·       Konfirmasikan wesel bayar, tingkat bunga, dan terakhir pembayaran kepada pemegang wesel
·       Hitung kembali bunga terhutang
Dalam beberapa kasus, mungkin dipandang perlu untuk menghitung, dengan teknik nilai sekarang, tingkat bunga atau pokok wesel. Contohnya, bila peralatan dibeli dengan wesel bayar
Wesel bayar telah dicatat pada periode yang tepat (pisah batas)
Periksa duplikat wesel untuk menemukan apakah wesel diberi tanggal pada atau sebelum tanggal neraca
Wesel harus dimasukkan dalam periode berjalan jika bertanggal pada atau sebelum tanggal neraca
Perusahaan berkewajiban untuk membayar wesel bayar (kewajiban)
Periksa wesel untuk menemukan apakah perusahaan memiliki kewajiban untuk membayarnya

Wesel bayar, beban bunga, dan bunga masih harus dibayar telah disajikan dan diungkapkan dengan memadai (penyajian dan pengungkapan)
·       Periksa duplikat wesel bayar
·       Konfirmasikan
·       Periksa catatan, risalah, dan konfirmasi bank mengenai pembatasan-pembatasannya
·       Periksa neraca mengenai penyajian dan pengungkapan-pengungkapan atas bagian tidak lancer, hubungan afiliasi, harta yang dijaminkan untuk wesel, dan pembatasan-pembatasan yang timbul karena pengeluaran wesel
Penyajian laporan keuangan yang memadai termasuk pengungkapan dalam catatan kaki merupakan hal yang penting diperhatiakan untuk wesel bayar.

PENGELUARAN MODAL SAHAM Otorisasi meliputi jenis saham yang akan diterbitkan (misalnya apakah saham preferen atau saham biasa), jumlah yang diterbitkan, nilai pari saham, kondisi kekhususan dari saham selain saham biasa, dan tanggal penerbitannya.
PEMBELIAN KEMBALI MODAL SAHAM Pembelian kembali saham, baik saham biasa maupun saham preferen, waktu pembelian kembali, dan jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian kembali saham, seluruhnya harus disetujui oleh dewan direksi.
PERNYATAAN PEMBAGIAN DIVIDEN Dewan direksi harus memberikan otorisasi terhadap bentuk dividen (tunai atau dalam bentuk saham), jumlah dividen untuk setiap saham dan catatan serta tanggal pembelian dividen.
Pencatatan yang baik dan pemisahan fungsi Jika suatu perusahaan melakukan sendiri pencatatan atas transaksi saham dan saham yang beredar, maka perusahaan harus mempunyai struktur pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa pemilik saham dicatat dalam catatan perusahaan, jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemilik saham per tanggal catatan dividen telah benar dan kemungkinan kecurangan karyawan diminimalkan. Untuk itu diperlukan penugasan personil yang tepat dan prosedur pencatatan yang memadai.
Prosedur terpenting untuk mencegah kekeliruan dalam ekuitas pemilik adalah (1) kebijakan yang jelas untuk pembuatan sertifikat saham dan pencatatan transaksi saham (2) verifikasi intern yang independen terhadap informasi dalam catatan. Pada saat menerbitkan dan mencatat saham, klien harus memastikan bahwa peraturan pemedasar perusahaan telah dipenuhi. Contohnya ,nilai pari saham ,jumlah saham yang boleh diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan ,dan pajak terhadap penerbitan saham semuanya mempengaruhi penerbitan dan pencacatan saham .
   Pengendalian atas modal saham yang digunakan oleh kebanyakan perusahaan adalah penggunaan buku sertifikasi saham dan buku besar pemegang saham .Buku sertifikasi saham merupakan catatan penerbitan dan pembelian kembali saham selama operasi perusahaan. Pencatatan suatu transaksi penjualan meliputi informasi mengenai sertifikat ,jumlah saham yang dikeluarkan ,nama pemegang saham dan tanggal penerbitan saham .Jika ada saham yang dibeli kembali ,buku sertifikasi saham harus mencatat saham yang dibeli kembali ,dan tanggal pembelian kembali saham tersebut. Buku besar pemegang saham merupakan catatan saham yang beredar pada suatu waktu tertentu .Buku besar ini digunakan untuk mencek keakuratan buku sertifikasi saham dan saldo-saldo dalam buku besar serta digunakan sebagai dasar pembayaran deviden .
   Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden harus dikendalikan dengan cara yang sama seperti dibahas dalam Bab 15 (penyiapan dan pembayaran gaji) .Cek-cek pembayaran deviden harus disiapkan berdasarkan buku saham oleh pegawai yang tidak melakukan pencatatan dalam buku saham .Setelah seluruh buku cek disiapkan ,sebaiknya dilakukan verifiaksi secara independen terhadap nama pemegang saham ,jumlah seluruh cek dan rekonsiliasi antara jumlah total cek deviden dengan jumlah pembayaran dividen yang disetujui dalam notulen rapat .Dalam hal ini juga dapat digunakan suatu rekening dividen impress untuk mencegah pembayaran dividen yang lebih besar daripada jumlah yang telah diotorisasi .
Petugas dan agen pemindahan saham yang independen. Perusahaan yang mengeluarkan sahamnya di pasar modal ,diharuskan menggunakan petugas catat yang bebas sebagai suatu alat pengendalian untuk mencegah pengeluaran sertifikat saham yang tidak sah .Tanggungjawab petugas catat yang bebas adalah memastikan bahwa saham yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan sesuai dengan kebijakan mengenai saham dalam akte pendirian perusahaan tersebut dan otorisasi dewan direksi .Petugas catat bertanggungjawab menandatangani seluruh sertifikat saham yang baru dikeluarkan dan menyimpan serta membatalkan sertifikat lama sebelum sertifikat pengganti diterbitkan ,dalam hal ada penggantian kepemilikan saham.
   Sebagai bagian perusahaan besar juga mengggunakan jasa agen pemindahan saham untuk melakukan pencatatan mengenai pemegang saham ,termasuk mendokumentasikan pemindahan kepemilikan saham .Penggunaaan agen pemindahan saham tidak hanya dimaksudkan sebagai alat pengendalian atas catatan-catatan saham ,karena sifatnya yang independen ,tetapi juga mengurangi biaya pencatatan dengan menggunakan jasa tenaga ahli .Disamping itu ,banyak pula perusahaan yang menggunakan jasa agen pemindahan saham untuk membayarkan deviden dalam bentuk tunai kepada pemegang saham ,yang merupakan cara untuk meningkatkan struktur pengendalian intern.
Audit atas Modal Saham dan Tambahan Modal disetor
Terdapat 4 hal penting dalam audit terhadap modal saham dan tambahan modal disetor di atas nilai pari:
  • Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat (kelengkapan)
  • Transaksi-transaksi saham yang dicatat telah diotorisasi dan nilainya tepat (keberadaan dan keakuratan)
  • Modal saham dinilai dengan benar (keakuratan)
  • Modal saham disajikan dan diungkapkan secara memadai (penyajian dan pengungkapan)
Dua yang pertama mengharuskan adanya pengujian transaksi dan dua yang terakhir ,mengharuskan pengujian rincian saldo .

Seluruh transaksi saham yang ada telah dicatat .Tujuan ini dengan mudah dapat dicapai jika digunakan jasa pencatat atau agen pemindahan saham .Auditor dapat meminta konfirmasi mereka mengenai transaksi-transaksi modal saham dan mengenai nilai dari transaksi-transaksi  saham tersebut .Penelitian terhadap notulen rapat ,terutama yang dibuat mendekati tanggal neraca dan pemeriksaan terhadap buku catatan saham klien ,dapat juga menunjukkan adanya pengeluaran dan pembelian kembali saham .
Transaksi saham yang dicatat benar dan dicatat dengan tepat. Pengeluaran saham baru secara tunai ,merjer dengan perusahaan lain melalui pertukaran saham ,modal yang dihadiahkan dan saham yang dibeli kembali semuanya memerlukan audit yang ekstensif .Tanpa memperhartikan pengendalian intern yang ada ,umunya seluruh transaksi modal saham diverifikasi karena nilainya yang material dan sifat permanen di dalam catatan .Keberadaan biasanya diuji dengan memeriksa notulen rapat dewan direksi .
            Ketetapan nilai transaksi saham yang dilakukan secara tunai dapat diverifikasi dengan meminta konfirmasi tentang jumlahnya kepada agen pemindahan saham dan menelusuri jumlah transaksi saham yang ada ke dalam penerimaan uang .(Dalam hal pembelian kembali saham ,jumlahnya ditelusuri ke dalam jurnal pengeluaran aks ).Selain itu ,auditor harus memeriksa jumlah yang dikredit ke dalam modal saham dan tambahan modal disetor di atas nilai pari atau nilai modal saham ditetapkan .
            Jika transaksi-transaksi saham melibatkan dividen saham ,pembelian aktiva dengan saham ,merjer atau transfer saham yang tidak melibatkan uang tunai lainnya ,verifikasi terhadap penilaian mungkin lebih sulit dilakukan .Untuk transaksi-transaksi jenis ini auditor harus yakin bahwa klien telah menghitung jumlah pengeluaran saham dengan benar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum .MIsalnya ,dalam mengaudit suatu transaksi merjer yang besar ,auditor harus menilai apakah transaksi ini merupakan pembelian perusahaan atau penggabungan perusahaan .Seringkali diperlukan penelaahan seksama untuk menentukan metode yang tepat ,perlu dilakukan verifiaksi untuk mengetahui apakah nilai transaksi telah dihitung dengan tepat .
Modal saham dicatat dengan tepat. Saldo akhir dalam akun modal diverifikasi ,mula-mula  dengan menentukan jumlah saham beredar pada tanggal neraca .Konfirmasi dari agen pemindahan saham merupakan carfa verifikasi termudah .Jika tidak ada agen pemindahan saham ,auditor harus mengandalkan pada pemeriksaan atas catatan saham dan menghitung seluruh saham yang beredar dalam buku sertifikasi saham ,meneliti sertifikat yang dibatalkan dan menghitung seluruh saham yang beredar dalam buku sertifikasi saham ,meneliti sertifikat yang diabtalkan dan menghitung sertifikat kosong .Setelah auditor yakin bahwa jumlah saham yang beredar benar ,nilai pari yang dicatat dalam akun modal dapat diverifikasi dengan mengalikan jumlah saham dengan nilai dari saham .Saldo akhir dalam akun modal disetor di atas niali pari saham yangmerupakan nilai sisa .Akun ini diaudit dengan verifikasi terhadap jumlah transaksi yang dicatat selama tahun yang bersangkutan dan menambahkan atau mengurangkan jumlahnya dari saldo awal akun tersebut .
            Pertimbangan penting dalam penilaian modal saham adalah verifikasi terhadap jumlah saham yang digunakan dalam menghitung laba per lembar saham .Jika hanya ada satu jenis saham dan sejumlah kecil transaksi saham ,tidak sulit menetukan jumlah saham yang benar dalam menghitung laba per saham .Masalahnya,menjadi rumit jika ada saham yang dapat diubah menjadi obligasi ,opsi saham atau surat jaminan .Penting sekali adanya pemahaman terhadap PSAK No. 21 (di Amerika : APB No. 15) sebelum jumlah saham utama maupun saham yang dipecahkan dapat diverifikasi .
Modal saham disajikan dan diungkapkan dengan memadai. Sumber informasi paling penting dalam menentukan apakah  modal saham telah diungkapkan secara memadai adalah akte pendirian perusahaan ,notulen rapat dewan direksi ,dan analisis auditor terhadap transaksi-transaksi modal saham .Auditor harus yakin bahwa terdapat penjelasan yang mencukupi untuk setiap golongan saham ,termasuk informasi mengenai jumlah saham yang diterbitkan dan yang beredar dan hak khusus dari setiap jenis saham tertentu .Penyajian dan pengungkapan yang layak tentang opsi saham ,waran dan saham konvertibel harus diverifikasi dengan memeriksa dokumen-dokumen hukum atau bahan bukti lain yang membuktikan adanya peraturan-peraturan tentang hal-hal tersebut di atas.
Audit atas Dividen
Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan saldo akhir .Kecuali jika ada hutang dividen .
   Keenam tujuan spesifik audit atas ktransaksi tetap relevan untuk deviden .Tetapi ,biasanya dividen diaudit seluruhnya dan jarang timbul masalah .Berikut ini adalah tujuan-tujuan terpenting dari kontrol terhadap dividen ,termasuk yang berkaitan dengan hutang dividen .
·  Dividen yang dicatat benar ada (keberadaan)
·  Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan)
·  Dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan)
· Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham adalah benar ada (keberadaan)
·  Hutang dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan)
Keberadaan atas dividen yang dicatat dapat dicek dengan meneliti notulen rapat dewan direksi menganai jumlah dividen per saham dan tanggal pembayaran dividen .Pada waktu meneliti notulen rapat dewan direksi untuk memverifikasi dividen yang diumumkan .auditor harus berhati-hati teerhadap kemungkinan adanya pengumuman dividen yang tidak dicatat ,terutama mendekati tanggal neraca .Suatu prosedur audit yang berhubungan dengan itu adalah menelaah arsip kertas kerja audit untuk melihat apakah ada pembatasan terhadap pembayaran dividen ,dalam perjanjian obligasi atau ketentuan mengenai saham preferen .
Ketepatan penilaian suatu pengumanan pembayaran dividen dapat dapat diaudit dengan menghitung kembali jumlahnya berdasarkan dividen setiap saham dan jumlahnya berdasarkan dividen setiap saham dan jumlah saham yang beredar .Jika klien menggunakan agen pemindahan saham untuk membagikan dividen ,jumlah totalnya dapat dapat ditelusuri ke dalam jurnal pembayaran kas kepada agen dan juga dengan mengkonfirmasikannya .
Jika klien membuat catatan-catatan dividend an membayar dividen sendiri ,auditor dapat meverifikasi jumlah totalnya dengan menghitung kembali dan melihat catatan mengenai uang tunai yang dibayarkan .Selain itu ,perlu dilakukan verifikasi untuk melihat apakah pembayaran dilakukan kepada pemegang saham yang memiliki saham tersebut pada tanggal pencatatan dividen .Auditor dapat menguji hal ini dengan memilih suatu sampel pembayaran dividen yang dicatat dan menelusuri nama penerima uang pada cek yang telah dibatalkan oleh bank pada catatan dividen ,untuk meyakinkan bahwa pemenerima uang memang berhak .Pada saat yang sama dapat dilakukan verifikasi terhadap jumlah dan keaslian cek dividen tersebut .
Pengujian terhadap hutang dividen harus dilakukan bersamaan dengan dividen yang diumumkan .Setiap dividen yang belum dibayar harus dicatat sebagai hutang .

Audit atas Laba Ditahan
Bagi sebagian besar perusahaan ,satu-satunya transaksi yang melibatkan laba ditahan adalah laba bersih untuk tahun berjalan dan dividen yang diumukan .Tetapi mungkin pula ada koreksi terhadap laba tahun-tahun sebelumnya ,penyesuaian terhadap transaksi-transaksi tahun sebelumnya yang dikredit atau dibebankan langsung terhadap laba ditahan dan pembuatan atau penghapusan apropriasi laba di tahan .
Titik awal audit terhadap laba ditahan adalah analisis terhadap laba ditahan untuk seluruh tahun yang bersangkutan .Skedul audit yang menunjukkan analisis itu ,yang biasanya merupakan bagian dari arsep permanen ,meliputi keterangan tentang setiap transaksi yang mempengaruhi akun laba ditahan .
Audit terhadap pengkreditan atas laba ditahan yang berasal dari laba tahun yang bersangkutan (atau pendebitan yang disebabkan kerugian) dilakukan dengan menelusuri jurnal dalam laba ditahan ke dalam laba bersih pada perhitungan laba rugi .Prosedur ini tentu saja harus dilakukan pada saat-saat terakhir auditing seluruh ayat jurnal penyesuaian yang mempengaruhi laba bersih diselesaikan .
Salah satu pertimbangan yang penting dalam mengaudit pendebitan dan pengkreditan terhadap laba ditahan ,selain disebabkan oleh laba bersih dan dividen ,adalah menentukan apakah transaksi tersebut harus dimasukkan ,sebagai contoh ,penyesuain periode lalu hanya dapat dimasukkan ke dalam laba ditahan jika transaksi tersebut sesuai dengan PSAK No. 21 (di Amerika :APB Opinions dan FSAB Statement).
Setelah auditor yakin bahwa transaksi tersebut dapa diklasifikasikan sebagai transaksi laba ditahan,langkah berikutnya adalah menentukan apakah nilai transaksi tersebut benar .Bahan bukti audit yang diperlukan untuk menguji apakah penilaian dilakukan dengan benar bergantung pada sifat transaksi .Jika ada peraturan yang mengharuskan adanya apropriasi untuk dana pelunasan obligasi ,jumlah apropriasi yang tepat dapat ditentukan dengan memeriksa perjanjian obligasi .Jika terdapat suatu kerugian besar yang dibebankan pada laba ditahan karena tidak digunakannya lagi suatu pabrik ,bahan baku yang diperlukan untuk menentukan besarnya kerugian dapat meliputi sejumlah besar catatan dan dokumen pabrik tersebut .
Perhitungan penting lainnya dalam audit terhadap laba ditahan adalah menilai apakah ada transaksi yang seharusnya dimasukkan tetapi belum dicatat .Contohnya jika diumumkan pembayaran dividen berupa saham ,nilai pasar dari saham yang dikeluarkan harus dikapitalisasi dengan mendebitkan ke laba ditahan dan kredit ke modal saham .Demikian pula jika dalam laporan keuangan tercakup apropriasi laba ditahan ,auditor harus menilai apakah masih diperlukan aprpropriasi pada tanggal neraca .Contohnya ,apropriasi laba ditahan untuk dana pelunasan obligasi harus dihapuskan ,jika obligasinya telah dibayar ,yaitu dengan mengkreditkan laba ditahan .
Hal penting dalam mennetukan apakah laba ditahan  diungkapkan dengan benar dalam neraca adalah keberadaan pembatasan-pembatasan terhadap pembayaran dividen .Seringkali perjanjian dengan bankir ,pemegang saham dan kreditor lainnya melarang atau membatasi jumnlah dividen yang dapat dibayarkan oleh klien .Pembatasan-pembatasan ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.


DAFTAR PUSTAKA

Alvin A. Arens and James K. Loebbecke ., 1999, di adaptasi oleh Amir Abadi Jusuf, "Auditing, Pendekatan Terpadu", Buku Dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia., 2001, "Standar Profesional Akuntan Publik.", Yogyakarta : Bagian Penerbitan STIE YKPN.


Oleh:             Fiesty Utami , Rendi Febrianto , Shahnaz Distanty , Panji Alif Nur

  





No comments:

Post a Comment